PANDEGLANG, BANTEN, - Miris melihat penyaluran komoditi Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), yang diterima Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Desa Pasireurih Kecamatan Cipeucang Kabupaten Pandeglang, Sabtu (03/04/2021).
Dari pantauan awak media Jurnalis Nasional Indonesia (JNI) Banten di lapangan, diduga terjadi penggelembungan harga dan buruknya kualitas komoditi yang diterima KPM dari E Waroeng/Agen.
Penyaluran untuk pagu Bulan Maret dan April 2021 di Desa Pasireurih, KPM menerima komoditi antara lain, Beras 20 Kg, Telor 40 butir, Jeruk 1 Kg, Salak 1 Kg, Sayuran Capcay 2 pak, Tahu 2 Bungkus, Kacang Ijo 1/2 Kg.
Dari pengakuan KPM kepada indonesiasatu.co.id mengaku kecewa lantaran komoditi yang diterima seperti jeruk, salak dan sayuran Capcay banyak yang busuk.
"Kalau ditanya puas kami malah sebaliknya pak, merasa kecewa lantaran sayuran, jeruk dan salak banyak yang busuk - busuk. Daripada begini lebih baik barang sedikit tapi kualitas bagus dan termakan tidak terbuang seperti ini, " kata beberapa warga KPM kepada awak media
Ketika ditanya apakah harga komoditi yang diterima KPM untuk pagu dua bulan sebesar Rp.400.000 sudah sesuai atau belum ? seorang KPM berinisial SJ menyatakan belum sesuai, karena kata SJ jika dihitung dan disesuaikan dengan harga komoditi yang diterimanya diperkirakan harga komoditi tersebut tidak mencapai nilai uang sebesar Rp.400.000.
"Dari komoditi yang diterima kalau kita belanja ke Pasar sih pasti gak akan menghabiskan nilai uang sebesar Rp.400.000, apalagi kayak gini banyak komoditi yang busuk, " cetus SJ
Sementara Pemilik Agen atau E Waroeng, Samsudin yang diketahui merangkap sebagai Sekretaris Desa (Sekdes) Pasireurih terkesan enggan dikonfirmasi indonesiasatu.co.id, dan itu diketahui setelah sulitnya dihubungi melalui telphon selularnya.
Kendati demikian keterangan diperoleh awak media dari Perkumpulan Jurnalis Nasional Indonesia (JNI) yang datang langsung menemui Samsudin di Kediamannya di Kampung Sawah Desa Pasireurih usai penyaluran komoditi, Sabtu (03/04/2021) sekira Pukul 14.30 WIB.
Dalam keterangannya kepada awak media Samsudin, mengaku komoditi itu diterima dari Suplier atau pemasok CV Barokah. "Komoditi itu semua dari Suplier CV Barokah, " ujar Samsudin
Ironisnya pantauan awak media tidak melihat baik di dalam maupun di luar ruangan e warung saat penyaluran tidak terpampang harga menu komoditi, padahal semestinya agen menempelkan atau menunjukan harga menu tersebut.
Ketika ditanyakan kenapa agennya tidak memampang harga menu komoditi, dengan santainya Samsudin mengatakan kepada awak media kalau harga menu belum sempat di print out.
"Owh ya pak semalam hujan lebat ditambah petir sehingga saya gak bisa memprint out harga menu jadi gak terpasang saat penyaluran ini, " dalihnya.
Menanggapi hal itu Ketua Pergerakan Pembela Aspirasi Masyarakat (Perpam) Banten, Erland Ferlany Fazry menyesalkan adanya komoditi busuk yang diterima KPM Desa Pasireurih.
Menurut Erland, seharusnya agen/ E Waroeng menolak untuk tidak menerima komoditi dari pihak suplier jika komoditi tersebut tidak layak konsumsi. Karena dampaknya dapat merugikan KPM.
"Masalah tidak adanya harga menu di agen, ini menjadi tanda tanya besar kenapa? Patut diduga oknum agen berkonspirasi dengan suplier untuk mengelabui KPM agar mendapat keuntungan besar dari harga penjualan komoditi tersebut, " tegas Erland Seraya mendesak penegak hukum baik kepolisian maupun kejaksaan kiranya dapat segera melakukan penyelidikan dugaan penggelembungan harga dan buruknya kualitas komoditi yang diterima KPM.
"Parahnya lagi Agen/ E Waroeng merupakan Sekdes dan Adik Kandung Kepala Desa. Ini jelas terindikasi KKN, " pungkas Erland
Padahal tambah Erland, sudah begitu jelas program BPNT diatur dalam Pedoman Umum (Pedum), bahwa perangkat desa atau keluarga dari Kepala desa tidak boleh menjadi e-warung. ( Red )