PANDEGLANG, BANTEN, - Dinas Sosial bersama Tim Koordinasi (Tim Koor) Kabupaten Pandeglang diantaranya, Kejari, Polres dan Kodim telah menyelenggarakan penandatanganan fakta integritas terhadap para pengusaha pemasok sembako Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), namun nyatanya realisasi penyaluran dan pembagian sembako kepada KPM masih saja jauh dari prinsip Tepat Sasaran, Tepat Waktu, Tepat Kualitas, Tepat Kuantitas, Tepat Harga, Tepat Administrasi atau biasa disebut 6 T.
Pantauan awak media Jurnalis Nasional Indonesia (JNI) perwakilan Kabupaten Pandeglang, penyaluran sembako dari suplier (pemasok) kepada agen masih banyak ditemukan komoditi yang tidak berkualitas dan harga komoditi yang terkesan mark up lantaran harganya melebihi dari Harga Eceran Tertinggi (HET) atau harga pasar.
Baca juga:
Tony Rosyid: Anies Pemimpin, Bukan Pengecut!
|
Dari penelusuran tim investigasi JNI, ke beberapa agen di wilayah kecamatan - kecamatan masih banyak komoditi berkualitas tidak layak dan tidak sesuai harga pasar. Bahkan diketahui dari jumlah nominal bantuan BPNT kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sebesar Rp.200.000 per KPM, patut diduga dijadikan ajang pungli oknum agen dan pengusaha pemasok (suplier).
Semisal di Kecamatan Majasari, Kecamatan Pandeglang dan Kecamatan Karangtanjung. Di tiga wilayah tersebut selain ditemukan beberapa komoditi kurang layak diterima KPM, harga komoditi itu pun jauh dari harga komoditi yang dijual di pasar - pasar atau di warung tradisional.
Baca juga:
Tony Rosyid: Gurihnya Dana Bansos
|
"Ya Contohnya di Kecamatan Majasari selain kualitas beras yang tidak sesuai pedum yakni seharusnya premium ini malah beras yang masih dibawah standar medium tetapi dalam daftar harga menu tercatat Rp. 10.500, - per Kg, " jelas Dede wartawan SRB News, Sabtu (13/02/2021)
Tidak hanya itu tambah Dede, komoditi jeruk yang diterima KPM kurang bagus ditambah dengan harga lumayan mahal hingga Rp.19.000 per Kg, padahal harga jeruk medan di warung warung atau di pasar dengan kualitas yang bagus hanya Rp.15.000 per Kg.
"Tempe saja di Agen Kecamatan Majasari kalau dibandingkan dengan harga pasar jauh lebih mahal karena harga menu agen Rp.6000, belum lagi harga telur mencapai Rp.24.000 di pasar hanya Rp 21.000 per Kg, " ungkapnya seraya mengatakan, jelas disini agen melakukan mark up harga komiditi.
Sementara di Kecamatan Pandeglang, kata Dede didampingi Farid Mulyana yang juga wartawan SRB News mengatakan, perusahaan pemasok dari CV Mahkota Gunung Sari, tidak jauh beda dengan di Kecamatan Majasari, sama - sama komoditi kurang layak dan harga jauh lebih tinggi dari harga pasar.
"Untuk Kecamatan Pandeglang, komoditi beras juga sama diduga bukan beras premium tapi dalam harga menu agen mencapai Rp.11.000 per Kg, jika dibandingkan harga di pasar dengan kualitas beras yang sama, paling itu beras seharga Rp.9000 per Kg " cetus Dede
Dalam harga menu di Kecamatan Pandeglang untuk komoditi lainnya pun ditenggarai melebihi harga pasar , karena seperti telur 15 butir seharga Rp. 27.000, padahal harga pasar per kg Rp. 24.000. komoditi ikan layang per kg Rp. 31.000, harga pasar Rp 28.000. Tempe Rp 8000 satu papan, sedangkan di pasar Rp. 5000, Sayuran Rp.5000, di pasar Rp.4000. jeruk per Kg Rp.19.000, sedangkan harga pasar hany.15.000 per Kg.
"Jika ditotal dengan hitungan harga komoditi di pasar atau warung hanya mencapai Rp. 166.000. jelas disini KPM dari nominal bantuan Rp. 200.000 dengan pembelanjaan komoditi yang sama seharusnya masih ada Saldo Rp.34.000, " jelas Dede dan Farid.
Untuk Kecamatan Karang Tanjung kata kedua wartawan mengaku pihaknya hanya menemukan komoditi beras dari KPM, karena menurut mereka penyaluran di Kecamatan tersebut sudah berjalan satu hari yang lalu, Kamis (11/2/2021).
"Untuk Kecamatan Majasari kami menemukan beras saja dan diketahui berasnya pun tidak berkualitas paling juga itu harga beras di pasar per Kg hanya Rp.7.500, " ungkap Dede seraya mengatakan kalau di Kecamatan Karangtanjung pun patut diduga terjadi mark up harga komoditi.
Ditemui di kediamannya salah satu KPM di Wilayah Kampung Karangtanjung Kelurahan Pagadungan Kecamatan Karangtanjung, Siti Rohmah, Sabtu (13/02/2021) mengakui kalau beras bulan ini yang diterimanya kualitasnya jelek dan tak layak, terus daging ayam setelah ditimbang kembali hanya ada 800 gram tidak sampai 1 Kg, jeruk pun rasanya campur ada asam dan ada juga yang manis.
"Kami kecewa sekarang kok beda dengan yang dulu - dulu. Dulu kami nerima beras bagus - bagus terus, tapi kali ini bulan Februari 2021, berasnya jelek hitam dan kuning. Dan daging ayam setelah ditimbang ulang tidak mencapai 1 Kg hanya 800 gram saja, " kata Siti Rohmah
Ketika ditanya apakah KPM setiap bulannya memesan komoditi ? Siti Rohmah menjawab, kalau dirinya tidak pernah melakukan pemesanan komoditi, karena dirinya setiap bulan hanya menerima saja.
"Saya mah belum pernah mesen komoditi kok, taunya saya mah dapat aja bantuan sembako ini, " terang Siti Rohmah
Dikonfirmasi Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kecamatan Pandeglang, Oman kepada awak media JNI mengatakan, sebagai pendamping dirinya mengaku soal komoditi sudah sesuai dengan pesanan dari Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
"Dari pengamatan saya di lapangan saat penyaluran tadi komoditi itu sudah tepat dan sesuai dengan pesanan KPM. Tapi menyoal harga komoditi yang dianggap terlalu mahal dan tidak sebanding dengan harga pasar, saya rasa itu harga tidak terlalu mahal kok, " kata Oman
Kendati begitu jelas, oman, semua informasi yang diterimanya dari wartawan, terlebih dengan dugaan harga komoditi tentunya dirinya akan menyampaikan dan melaporkan ke pihak Dinas Sosial. (Red)